
Rimpang atau rhizoma merupakan bagian batang tanaman yang tumbuh di bawah permukaan tanah dan berfungsi sebagai organ penyimpan nutrisi. Beberapa contoh rimpang yang populer dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional maupun masakan sehari-hari antara lain jahe, kunyit, lengkuas, temulawak, kencur, dan lempung. Kandungan zat aktif dalam rimpang menjadikannya bahan penting dalam berbagai industri—dari kuliner, kosmetik, hingga farmasi.
Namun, salah satu tantangan dalam penggunaan rimpang adalah daya simpannya yang terbatas. Jika tidak disimpan dengan benar, rimpang bisa cepat membusuk, mengering, atau kehilangan khasiatnya. Oleh karena itu, teknik pengupasan dan penyimpanan yang tepat menjadi kunci utama untuk menjaga kualitas rimpang agar tetap segar, higienis, dan siap digunakan kapan saja.
I. Pentingnya Teknik Pengupasan yang Tepat
1. Mengurangi Risiko Kontaminasi
Rimpang tumbuh dalam tanah, sehingga lapisan luarnya sering kali dipenuhi tanah, jamur, atau bakteri. Pengupasan kulit luar diperlukan untuk menghilangkan bagian yang kotor dan berpotensi mengandung mikroorganisme. Namun, pengupasan yang terlalu dalam dapat menghilangkan bagian yang justru mengandung senyawa aktif penting.
2. Menjaga Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif
Beberapa jenis rimpang, seperti kunyit dan jahe, memiliki konsentrasi senyawa aktif yang tinggi di dekat permukaan kulit. Oleh karena itu, pengupasan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak membuang bagian yang bermanfaat. Teknik pengupasan manual menggunakan pisau kecil atau sendok adalah metode yang umum digunakan karena lebih presisi.
3. Mencegah Kerusakan Fisik
Rimpang yang terluka saat dikupas cenderung lebih cepat busuk karena bagian yang terbuka mempermudah masuknya mikroba. Oleh sebab itu, penting untuk menggunakan alat yang tajam dan bersih agar permukaan rimpang tetap mulus dan tidak robek berlebihan.
II. Metode Pengupasan Rimpang
1. Pengupasan Manual dengan Pisau
- Kelebihan: Cocok untuk rimpang berukuran besar seperti lengkuas dan temulawak. Pisau memudahkan pemotongan area yang keras.
- Kekurangan: Rentan membuang terlalu banyak bagian luar jika tidak hati-hati.
2. Pengupasan dengan Sendok
- Kelebihan: Ideal untuk rimpang kecil seperti jahe dan kunyit. Lebih hemat karena hanya mengikis lapisan kulit tipis.
- Kekurangan: Kurang efektif untuk kulit rimpang yang sangat keras atau tebal.
3. Pengupasan Mekanis
- Digunakan pada skala industri menggunakan mesin pengupas.
- Proses cepat dan konsisten, tetapi bisa merusak struktur rimpang jika tidak diatur dengan benar.
4. Tips Penting Saat Mengupas
- Gunakan sarung tangan untuk menghindari iritasi kulit (terutama saat mengupas kunyit).
- Cuci rimpang sebelum dikupas untuk mengurangi kontaminasi.
- Jangan merendam terlalu lama dalam air karena dapat mempercepat pembusukan.
III. Teknik Penyimpanan Rimpang Segar
Setelah dikupas, rimpang menjadi lebih rentan terhadap kerusakan. Oleh karena itu, penyimpanan yang tepat sangat penting.
1. Penyimpanan Dalam Keadaan Utuh (Belum Dikupas)
Rimpang yang masih utuh sebaiknya disimpan dalam kondisi kering, sejuk, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Metode:
- Simpan dalam wadah anyaman bambu atau keranjang terbuka.
- Letakkan di tempat teduh dengan suhu sekitar 15–20°C.
- Jangan dicuci sebelum disimpan, cukup dibersihkan dari tanah secara kering.
- Ketahanan: 2–4 minggu tergantung jenis rimpang dan kelembapan lingkungan.
2. Penyimpanan Dalam Kulkas (Setelah Dikupas)
Jika rimpang sudah dikupas, penyimpanan di lemari es dapat memperpanjang umur simpannya.
- Langkah:
- Keringkan rimpang setelah dikupas.
- Bungkus dengan tisu dapur atau kertas roti untuk menyerap kelembapan.
- Masukkan ke dalam wadah kedap udara atau plastik zipper.
- Simpan di laci sayur (vegetable crisper) dalam kulkas.
- Ketahanan: 1–2 minggu.
3. Penyimpanan Dalam Freezer
Untuk penyimpanan jangka panjang, rimpang dapat dibekukan.
- Langkah:
- Potong rimpang menjadi ukuran kecil atau parut.
- Simpan dalam kantong plastik khusus freezer atau wadah kaca kedap udara.
- Bisa juga dalam bentuk pasta atau bubur rimpang.
- Ketahanan: Hingga 6 bulan.
- Catatan: Tekstur akan berubah saat dicairkan, tetapi masih baik untuk keperluan masak atau jamu.
4. Pengeringan Sebagai Metode Alternatif
Rimpang juga bisa diawetkan dalam bentuk kering, baik melalui penjemuran matahari maupun oven dehidrator.
- Langkah:
- Iris rimpang tipis agar proses pengeringan cepat dan merata.
- Keringkan di bawah sinar matahari langsung selama 2–4 hari atau gunakan oven bersuhu rendah (50–60°C).
- Simpan dalam stoples kaca kedap udara setelah benar-benar kering.
- Ketahanan: Hingga 1 tahun.
IV. Mengolah Rimpang Agar Siap Digunakan
Setelah penyimpanan, rimpang dapat langsung digunakan dalam bentuk:
- Irisan segar untuk jamu, bumbu masakan, atau infused water.
- Parutan untuk ditumis atau dibuat minuman herbal.
- Bubuk jika sudah dikeringkan dan dihaluskan (seperti bubuk kunyit atau jahe).
- Pasta dari rimpang segar yang dihaluskan, praktis untuk disimpan dalam kulkas.
Penting untuk mencatat tanggal pengolahan dan penyimpanan agar pengguna tahu masa simpan optimal dari produk tersebut.
V. Faktor-Faktor Penyebab Rimpang Cepat Busuk
Mengetahui penyebab umum rimpang menjadi cepat busuk dapat membantu dalam menentukan teknik penyimpanan yang tepat:
- Kelembapan Berlebih: Kondisi lembap memicu pertumbuhan jamur dan bakteri.
- Suhu Tinggi: Mempercepat proses fermentasi dan pembusukan.
- Paparan Udara Terbuka: Mempercepat oksidasi dan pengerutan.
- Kerusakan Fisik: Bagian yang terluka lebih rentan membusuk.
- Penyimpanan Bersama Buah-Buahan: Beberapa buah mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pelayuan.
VI. Inovasi dan Teknologi Pendukung
Seiring perkembangan teknologi, penyimpanan rimpang juga dapat dibantu dengan alat dan metode modern, seperti:
- Vacuum Sealer: Mengeluarkan udara dari wadah penyimpanan sehingga memperlambat oksidasi.
- Dehumidifier: Mengontrol kelembapan di ruang penyimpanan.
- Cold Storage System: Digunakan oleh industri untuk penyimpanan dalam jumlah besar.
- Pengawet Alami: Seperti mencelupkan rimpang dalam larutan asam sitrat atau garam sebelum dikeringkan.
VII. Tips Umum Untuk Menjaga Kualitas Rimpang
- Gunakan rimpang sesuai kebutuhan – Jangan mengupas atau memotong terlalu banyak jika tidak segera digunakan.
- Rotasi penyimpanan – Gunakan prinsip FIFO (First In, First Out) agar tidak ada yang terbuang karena terlalu lama disimpan.
- Periksa secara berkala – Buang rimpang yang mulai menunjukkan tanda busuk agar tidak menular ke lainnya.
- Gunakan wadah transparan – Untuk memudahkan pengecekan kondisi rimpang.
VIII. Kesimpulan
Mengupas dan menyimpan rimpang bukan sekadar pekerjaan dapur biasa. Proses ini memerlukan pemahaman mendalam tentang karakteristik tanaman herbal, prinsip sanitasi, serta teknik pengolahan pascapanen. Rimpang yang dikupas dan disimpan dengan benar akan mempertahankan kualitas aroma, rasa, dan khasiatnya, sekaligus meminimalkan limbah dapur dan kerugian ekonomi.
Baik Anda seorang ibu rumah tangga, penjual jamu, pengusaha kuliner, atau petani herbal, pemahaman tentang teknik ini dapat memberikan keuntungan praktis sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis lokal. Dengan sedikit perhatian dan ketelatenan, rimpang bukan hanya akan tahan lama, tetapi juga selalu siap digunakan dalam kondisi terbaiknya.